Puasa dalam Islam

Puasa dalam Islam Puasa merupakan rukun Islam yang keempat, dan wajib dilaksanakan dalam bulan Ramadhan. Menurut Az-Zarqani dan beberapa ulama yang lain, puasa Ramadhan mulai difardhukan pada malam kedua di bulan Sya'ban, tahun kedua Hijriah. Sebelum puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah Saw. berpuasa pada hari Asyura (hari ke-10 Muharam) dan beliau me- merintahkan kepada kaum Muslimin agar berpuasa pada hari tersebut. Selain itu, Rasulullah Saw. juga berpuasa tiga hari pada tiap-tiap bulan. Rasulullah Saw. melakukan puasa tersebut sejak beliau menjejakkan kakinya di Madinah untuk berhijrah, sampai Allah mewajibkan puasa Ramadhan kepadanya. Pengertian Puasa Puasa dari segi bahasa (lughah) adalah semata-mata menahan dan menjauhkan diri dari melakukan sesuatu. Apabila dikatakan seseorang itu menahan diri dari melakukan perbuatan yang sia- sia, atau menahan diri dari makan dan minum ataupun berbicara, semuanya itu berarti menahan diri dari melakukan perbuatan yang tertentu. Pengertian puasa menurut syara' adalah menahan diri dari melakukan perbuatan yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari dan disertai dengan niat pada malam harinya. Syarat Wajib Puasa syarat berikut: 1. Islam. Orang kafir tidak wajib puasa, akan tetapi mereka disiksa dua kali, yaitu pertama karena kekafirannya dan kedua karena tidak berpuasa. eleb sasu Berakal. Orang gila tidak wajib berpuasa. Baligh. Orang yang telah berusia 15 tahun (Qamariah), atau telah ada tanda-tanda baligh yang lain, seperti keluar mani dengan sebab bermimpi bagi laki-laki, atau keluar haid bagi perempuan yang berumur sekurang-kurangnya sembilan tahun (Qamariah). Anak-anak tidak wajib puasa. Rasulullah Saw. bersabda: رُفِعَ القَلَمُ عَنْ ثَلاثٍ عَنِ النَّائِم حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى فيق وَعَنِ الصَّي حتى يبلغ. (رواه ابو داود والنسائي "Diangkat kewajiban dari tiga golongan, yaitu orang yang tidur hingga ia terjaga, orang yang gila hingga ia sembuh, dan anak-anak hingga ia baligh." (HR. Abu Daud dan An-Nasa'i) 'Fajar sidik atau lebih dikenal sebagai fajar kedua atau fajar subuh. Keadaannya terbentang putih di kaki langit dan suasana alam mulai terang. Apabila terbit fajar sidik maka masuklah waktu subuh. Puasa diwajibkan kepada orang-orang yang memenuhi syarat- Mampu berpuasa. Orang yang lemah karena terlalu tua atau sakit yang dapat membawa mudarat pada dirinya de- ngan sebab berpuasa, maka tidak diwajibkan baginya ber- puasa. Allah berfirman: وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أيام أخر يُريدُ اللهُ بكُمُ البتر وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ المُسترَ. البقرة : ١٨٥ "Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia ber- buka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghen- daki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (QS. Al-Baqarah: 185) وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِين: البقرة : ١٨٤ "Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah (yaitu) memberi makan orang miskin." (QS. Al-Baqarah: 184) Syarat Sah Puasa 1.Islam. Orang kafir tidak sah puasa. 2. Mumayyiz?. Orang yang belum mumayyiz tidak sah berpuasa. Suci dari haid dan nifas. Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak sah berpuasa. Akan tetapi, dia diperintahkan 3."Mumayyiz adalah seseorang yang sudah tahu membedakan antara suci dan kotornya sesuatu; mengetahui cara, syarat dan sahnya sesuatu ibadah. Termasuk juga dalam hal ini tahu menilai sesuatu itu bernilai atau tidak. 3 untuk mengganti jumlah puasa yang ditinggalkannya pada bulan yang lain. Dalam suatu hadits yang berbunyi: الصَّلاةِ. عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كُنَّا نُوْءَ مَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلَا نُوْمِ مَرُ بِقَضَاءِ رواه البخاری) "Dari Aisyah, "Kami diperintahkan oleh Rasulullah Saw. untuk menggadha puasa dan tidak diperintahkan untuk menggadha shalat." (HR. Bukhari) Dalam waktu yang dibolehkan berpuasa. Haram berpuasa pada kedua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan hari tasyrik yaitu hari ke-11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Rasulullah Saw. bersabda: عَنْ أَنَس أَنَّ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ صَوْم خَمْسَةِ أيام في السَّنَةِ يَوْمُ الفِطْرِ وَيَوْمُ النَّحْرِ وَثَلاثَةُ أَيام التشريق. (رواه الدارقطني) "Dari Anas ra. bahwasanya Nabi Saw. melarang seseorang dari kamu berpuasa lima hari dalam setahun. Yaitu pada hari raya fitri, hari raya kurban, dan pada tiga hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah)." (HR. Daruqutni) Keutamaan Puasa Puasa mempunyai manfaat yang sangat besar. Barangsiapa yang melakukannya dengan ikhlas akan diberi ganjaran yang besar oleh Allah Swt. Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh, baik secara individu maupun masyarakat. Manfaat dan pahala akan diperoleh dari puasa fardhu, seperti puasa Ramadhan, kafarat, nazar, dan puasa sunah, seperti puasa hari 'Asyura (hari Muharam), puasa tiga hari pada tiap-tiap bulan Islam (hari yang ke-13, 14, dan 15) yang juga dikenal sebagai hari-hari terang bulan purnama) puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah), puasa hari Senin serta hari Kamis dan lain-lain. Dalil Keutamaan Puasa Rasulullah Saw. bersabda: عن أبى هريرة رضى الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه فأنه لي وسلم قال الله عَزَّ وَجَلَّ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ اِ وانا أخرى بهِ وَالصِّيَامُ جَنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمَ . وَلا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَهُ اَحَدٌ اَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ : إِنِّى صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخَلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطيبُ واذا لقى (رواه البخارى ولفظه له ومسلم) لَلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : إِذَا أَفْطَرَ فَرْحَ "Dari Abi Hurairah ra. berkata, "Rasulullah Saw. bersabda: "Allah "Azza wajalla berfirman yang artinya: Setiap amalan anak Adam adalah baginya sendiri kecuali puasanya; sesungguhnya puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang membalas. Puasa itu adalah perisai. Apabila seseorang itu berpuasa maka janganlah dia bercakap-cakap tidak karuan, se- andainya ada orang yang mencela atau memukulnya maka katakanlah, "Aku berpuasa, aku berpuasa. "Demi diri Muham mad di dalam kekuasaan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum daripada bau kesturi. Bagi orang-orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan, yaitu apabila dia berbuka, ia bergembira dengan makanan berbukanya dan apabila dia berjumpa dengan Tuhannya, ia gembira dengan ibadah pua- sanya." (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam hadits lain disebutkan: يَركُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهَوَتَهُ مِنْ أَجْلى، الصِّيَامُ لَى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا . "Allah berfirman yang maksudnya: "Dia meninggalkan makan dan minumnya serta meninggalkan dorongan syahwatnya karena-Ku. Puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang mem- balasnya, dan tiap-tiap satu kebaikan akan diberi balasan sepuluh kali lipat. Dari Abi Said ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِي سَبِيْلِ اللَّهِ تَعَالَى إِلا بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجَهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِفًا. (رواه البخارى ومسلم والترمذى والنسائي) "Tidak sia-sia seseorang hamba (manusia) berpuasa walaupun satu hari untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan Allah menjauhkan mukanya pada hari itu dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanannya." (HR. Bukhari, Muslim, Tirmizi, dan An-Nasa'i) Keutamaan Puasa Ramadhan Allah Swt. berfirman: يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتب عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. البقرة : ۱۸۳ At-Targhib wa At-Tarhib, juz 2, halaman 208.

Ditulis Oleh MUHAMMAD DEWA EKA FIKRI