Benih dapat diperoleh dengan mengamb il stok yang ada di alam. Akan tetapi cara ini biasanya memliliki beberapa kelamahan, di antaranya stok rumput laut yang ada di alam sangat terbatas, memiliki tumbuh lebiuh lambat dan tidak merata. Pada umumnya pembudidaya rumput laut mendatangkan benih dari beberapa daerah yang merupakan sentra penghasil rumput laut atau dari lembaga riset semacam BBPBL Lampung yang bisa menyediakan bibit nunggul dari hasil kultur jaringan. Benih yang di tanam biasanya pada awal pemeliharaan di fokuskan untuk stok bibit. Proses panen baru dapat dilakukan jika benih telah mencukupi. Umumnya pembudidaya rumput laut di Indonesia akan menyisakan hasil panennya untuk ditanam pada periode berikutnya. Metode ini menguntungkan rumput laut sudah mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan, tidak mudah stress sehingga dapat tumbuh dengan baik. Namun demikian juga memiliki kerugian dan kelemahan. bibit yang dipakai berulang ulang cenderung memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat. jadi, memungkinkan sebaiknya selalu menggunakan bibit baru, baik dari hasil kultur jaringan ataupun bibit unggul lainya. Bibit yang baik sebaiknya diambilkan dari thallus muda dan memiliki cabang yang banyak rimbun.
Bibit yang baik memiliki ciri ciri sebagai berikut :
1. Bibit masih muda, bersih dan segar, serta memiliki cabang yang banyak/rimbun
2. Mempunyai nilai pertumbuhan harian [Daily growth rate] yang tinggi. Bibit yang baik memiliki laju pertumbuhan harian 2% per hari
3. Memiliki kondisi biologis yang baik sehingga mempunyai kadar kadungan karagenan yang tinggi agar nanti terjual dengan harga yang baik
4. Bibit dipilih dan diambil dari stek ujung tanaman rumput laut yang unggul, yang masih muda dan segar
5. Memiliki percabangan yang banyak rimbun, memiliki warna thallus sesuai jenisnya, dan tidak ada spot atau ice ice
Ditulis oleh M. DEWA EKA FIKRI Di Publish oleh LILY